![]() |
| Siap Melayani |
PANDUAN UMROH PRAKTIS
Oleh. H. Ahmad Syafi’i
بِسْمِ اللهِ الرَحْمَنِ الرَحِيْمِ
Berikut ketentuan umroh secara ringkas:
- Berihram
Lakukanlah ihram di miqat sebelum masuk Mekah. Mandi ketika akan memulai ihram[1], kemudian Sholatlah dua rakaat, ketika sudah berada diatas kendaraan dan menghadap kiblat berniat untuk umroh dengan mengumandangkan Talbiyah لَبَّيْكَ اللَّهُمَ عُمْرَةً“Labaikallahuma umrotan”, aku memenuhi panggilan-Mu ya Allah dengan melakukan Umrah.Kemudian dilanjutkan bacaan:
( لَبَّيْكَ اللَّهُمَ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الحَمْدَ، وَنِعْمَةَ لًكَ وَالمُلْكُ، لاَ شَرِيْكَ لَكَ).
Labaik Allahuma Labbaik , Labaika laa syarikalaka labaik, innal hamda wanni’mata laka wal mulk la syarikalak[2] (Aku memenuhi panggilan-Mu Ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu, aku datang memenuhi panggilan-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu. Sesungguhnya segala puji, nikmat dan segenap kekuasaan adalah milik-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu). Mulailah meninggalkan hal-hal yang terlarang dalam umroh.
Masuk masjid haram melalui baabussalaam (pintu As-salam). Langkahkan kaki kanan terlebih dahulu, kemudian membaca (اَللَّهُمَ افتَحْلِى أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ)“Allahummaftahli abwaaba Rohmatik” (Ya Allah bukakanlah bagiku pintu-pintu rahmat-Mu)[3]. Begitu melihat Ka’bah mengangkat kedua tangan lalu berdo’a dengan do’a-do’a yang mudah atau membaca do’a yang pernah dibaca oleh Umar bin Khotob:
(اَللَّهُمَ اَنْتَ السَّلاَمُ، وَمِنْكَ السَّلاَمُ، وَإِلَيْكَ يَعُوْدُ السَّلاَمُ، فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلاَمِ، وَادْخِلْنَا الجَنَّةَ دَارَ السَّلاَمِ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ يَاذَا الجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ)
“ Allahuma Antassalaam waminka salaam pahayinaa Robbanaa bissalaam waadkhilna al-zannah daar al-salaam, tabaarakta robbana wata’alaita ya dzalali wal ikram ” Ya Allah, Engkau adalah Penyelamat Hamba-hambamu, dari Engkau pula keselamatan diharapkan, maka kekalkanlah kami ya Allah dalam keselamatan[4].
- Thawaf
Ketentuan thawaf:
- Suci dari hadast besar dan hadats kecil (Berwudu);
- Menutup aurat;
- Thawaf dilakukan dengan tujuh putaran yang sempurna;
- Memulai thawaf dari hajar aswad dan mengakhiri thawaf dihajar aswad pula, dengan menjadikan baitullah/ka’bah sebelah kiri;
- Thawaf dilakukan diluar Baitullah, jika thawaf masuk hijir Ismail maka thawafnya tidak sah;
- Thawaf dilakukan secara berurutan[5].
Sebelum memulai thawaf, pakaian ihram untuk laki-laki disesuaikan dahulu menjadi iztaba. Caranya lepaskan bagian atas pakaian ihram dari bawah lengan kanan dan meletakan pada bahu kiri bahu kanan akan terbuka, inilah yang dikenal dengan nama iztaba [6].
Kemudian Niat Thawaf dengan cara: berdiri didepan Ka’bah menghadap ke Hajar Aswad (batu hitam) hingga Hajar Aswad berada dihadapan kita. Untuk memudahkan, ikuti garis hitam dilantai dimana garis hitam ini segaris lurus dengan lampu tanda warna hijau, berniatlah dalam hati: “ya Allah, Aku melaksanakan Thawaf karena Engkau, mudahkanlah bagiku dan terimalah thawafku”. Ciumlah hajar aswad, jika sulit, cukup mengarahkan telapak tangan mengucapkanاَللهُ أَكْبَرُ”Allahuakbar” )Allah maha besar([7], kemudian ciumlah telapak tangan, maka mulailah thawaf pertama, disunnahkan berlari-lari kecil pada tiga putaran pertama mulai dari hajar aswad sampai rukun yamani dan berjalan biasa dari Rukun Yamani sampai Hajar Aswad[8] .
Dalam thawaf tidak ada dzikir yang khusus, oleh karena itu boleh thawaf sambil membaca al-qur’an semisal surat-surat pendek yang kita hapal, atau membaca dzikir apa saja yang kita bisa[9].
Bacaan yang dibolehkan ketika thawaf:
- Bacaan al-quran
- Dzikir/tasbih, tahmid, takbir,tahlil; (سُبْحَانَ اللهِ ، وَالحَمْدُ لِلهِ، وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ، واللهُ أَكْبَرُ). ”Subhaanallah walhamdulillah wala ilahaillah waallahu Akbar ”
- (اللهُ أَكْبَرُ)Allahu Akbar”
- .سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ، سُبْحَانَ اللهِ العَظِيْمِ”Subhanallah wabihamdihi subhanallahil Azim”.[10]
Begitu menemui rukun yamani, usaplah dengan tangan[11], mulai dari situ sampai hajar aswad berdo’a: رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَارِ”Robbana aatina fiddunyaa hasanah wafil akhiroti hasanah wa qina adzaaban-naar” [12]Ya Allah berikanlah kepada kami kebaikan dunia dan akherat, dan lindungilah kami dari api neraka. Bacaan ini disunnahkan diulang-ulang sampai tiba di hajar aswad. Sampai dihajar aswad berarti selesai kelilingan pertama.
Memulai kelilingan kedua, dengan melakukan mencium hajar aswad sambil bertakbir atau mengisyaratkan dengan tangan lalu menciumnya, sempurnakan thawaf seperti thawaf pertama hingga tujuh putaran. Setelah selesai putaran yang ketujuh disunnahkan mencium hajar aswad atau dengan isyarat tangan lalu menciumnya dan menyucapkan اللهُ أَكْبَرُ”Allahu akbar” dengan demikian thawaf selesai. Posisi iztaba bagi laki-laki tutup kembali bahu kanan.
Kemudian berdo’a dan memohon kepada Allah akan hajat kita dimultazam (antara hajar aswad dengan pintu ka’bah) ini tempat yang mustajab untuk berdo’a memohon kepada Allah, jika sulit mendekati multazam, cukup hadapkan wajah kearahnya dan berdo’a[13].
Setelah selesai berdo’a dimultazam sholat dua rakaat dibelakang makom Ibrahim (bekas tapak kaki Nabi Ibrahim As)[14], jika sulit boleh sholat dimana saja di Masjidil Haram. Setelah selesai sholat minumlah Air zam-zam dengan membaca do’a dan memohon kepada Allah akan hajat kita. Rasulullah bersabda yang artinya ”Air zam-zam akan bermanfa’at sesuai dengan apa yang diniati ketika minum”[15].
- Sya’i
Sya’i artinya berjalan, maksudnya berjalan antara bukit safa dan marwa. Sekarang wujud bukit itu sudah tidak tampak lagi, oleh karena itu berjalannya dilakukan dalam lorong bangunan.
Ketentuan sya’i :
- Setelah thawaf
- Boleh dilakukan oleh wanita yang berhalangan.
- 7 kali perjalanan
- Wajib memulai dari safa dan berakhir dimarwa
Awalnya, berjalanlah menuju bukit shofa setelah minum air zam-zam. Begitu sampai bukit safa mehadaplah ke ka’bah, angkat tangan kearahnya dengan mengucapkan اَللهُ أَكْبَرُ”Allahuakbar” 3 kali serta (لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ، وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ) ”Laailaaha illallah wahdahu la syariikalah, lahulmulku walahul-hamdu wahuwa ’ala kulli syai’in qodiir”. Setelah membaca bacaan tersebut, berdo’a kepada Allah apa saja yang dikehendaki. Kemudian setelah itu mulai berjalan menuju marwah, tidak ada bacaan/dzikir yang dikhususkan ketika sya’i, oleh karena itu boleh saja kita berdzikir dan berdo’a yang kita bisa dan kehendaki, boleh juga membaca al-Qur’an seperti surat-surat pendek yang kita hapal[16]. Sunnah berlari-lari kecil diantara 2 lampu hijau, untuk wanita boleh berjalan. Dipuncak marwa, menghadaplah ke Ka’bah dengan bacaan seperti yang disafa. Balik lagi ke safa mulai putaran kedua, lengkapi hingga 7 putaran.
- Tahalul
Tahalul artinya mencukur rambut. Untuk laki-laki, afdalnya bercukur sempurna. Boleh memotong rambut sepanjang sepertiga jari bagian atas atau kurang dari itu. Untuk perempuan hanya boleh memotong sebagian rambut, tidak boleh cukur habis.
- Tertib
Artinya, segala rukun harus dilakukan sesuai urutan dan mengikuti ketentuan masing.
Dengan demikian selesailah umroh, mudah-mudahan Allah menerima umroh kita semua, amien....!
الحَمْدُ لِلهِ
Catatan:
Larangan Ketika Umroh:
- Melakukan hubungan suami istri;
- Memakai pakaian berjahit (bagi laki-laki);
- Memotong/mencabut rambut atau bulu-bulu dalam badan;
- Memotong kuku;
- Memakai wangi-wangian;
- Membunuh binatang buruan atau menyakitinya, kecuali binatang yang berbahaya seperti kalajengking, ular dan lain-lain;
- Bercumbu rayu;
- Berbuat fasiq;
- Berkelahi, bertengkar atau mengeluarkan kata-kata kotor[17].
Sunah-sunah yang berkaitan dengan Ihram:
- Mandi ketika akan mulai ihram;
- Menyisir rambut dan memakai wangi-wangian (ketika setelah mandi sebelum mengucapkan talbiah ihram لَبَّيْكَ اللَّهُمَ عُمْرَةً);
- Bagi laki-laki disunahkan berihram dengan mengenakan dua lembar kain ihram yang berwarna putih. Bagi perempuan berpakaian yang menutup aurat, disunnahkan pula berwarna putih;
- Bertahmid, bertasbih, dan bertakbir sebelum mengucapkan talbiyah لَبَّيْكَ اَللَّهُمَ عُمْرَةً
- Mengucapkan niat ihram لَبَّيْكَ اَللَّهُمَ عُمْرَةً sambil menghadap kiblat;
- Mengeraskan suara ketika bertalbiyah[18].
[1] . Lihat Sahih Sunanut tirmidzi hadist no.830 dan dishahihkan oleh syaikh al-Albani.
[2] . HR. At-tirmidzi, Abu Daud, an-Nasya’i dan ibnu Majah dan dishahihkan oleh syeh al-Albani. Lihat shahi at- Tirmidzi no. 829.
[3] . Lihat Manasikul hajj wal ‘umroh , Syekh al-Albani, hlm. 19-20
[4] . Lihat Manasikul hajj wal ‘umroh , Syekh al-Albani, hlm. 20. Do’a tersebut diriwayatkan oleh Baihaqi dengan sanad yang hasan .
[5] . Lihat Meneladani Manasik Haji dan Umroh Rasulullah, Mubarak bin Mahfudh, hlm. 158.
[6] .Lihat Shahiih Sunan Abu Dawud (l/526) hadist no. 1883.
[7] . HR. Bukhori no. 1613
[8] . HR. Ibnu Majah no. 2950. juga diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan an-Nasai.
[9] . Lihat Meneladani Manasik Haji dan Umroh Rasulullah, Mubarak bin Mahfudh, hlm. 182
[10] .HR. Buhkari, Muslim)
[11] .HR. al-Bukhari no. 1609
[12]. HR. Abu Dawud dan lainnya, dan dihasankan oleh Syaikh al-Albani. Lihat Shahih Sunan Abu Dawud (l/528, no. 1892) dan Manaasikul Hajj wal ‘Umroh (hlm. 22).
[13] . Lihat al-Wajiiz (hlm. 251), dan kitab Manaasikul hajj wal Umrah (Hlm. 23).
[14] . Hadist Jabir diriwayatkan oleh Muslim.
[15] . Diriwayatkan oleh Ahmad dan Ibnu Majah dan dishahihkan oleh syekh al-Albani, Lihat Manaasikul Hajj (hlm. 24).
[16] . Lihat Meneladani Manasik Haji dan Umroh Rasulullah, Mubarak bin Mahfudh, hlm. 186.
[17] . Lihat Manasik Umroh, Departemen Agama RI, hlm. 9 Th. 2007
[18] . Lihat Lihat Meneladani Manasik Haji dan Umroh Rasulullah, Mubarak bin Mahfudh, hlm. 161-166.
Categories:
PANDUAN UMROH
